Selasa, 14 Agustus 2012

Raka dan lebaran


Tak terasa sudah 2 tahun, sebut saja Raka seorang anak yg masih bau kencur, anak kemarin sore yg mencoba untuk hidup mandiri, sebenarnya si raka sudah cukup mandiri , semenjak STM si raka sudah menjadi kuli di pasar harjodaksino , pasar tradisional yg terletak di selatan kota solo atau surakarta  pasar yg menjadi tempat di gantungkan nya nasip dan penghidupan para pedagang kecil, penjual sayur dan pengrajin tempe bahkan bapak bapak tukang becak yg selalu setia menunggu pelanggan yg masih mau sedikit berbagi rizky , maklum banyak nya sepeda motor sedikit banyak mengurangi pendapatan dan penghasilan dari bapak bapak penarik becak ini

Raka masih saja terdiam, melamun memikirkan bagaimana kabar dan sanak saudara nya di kampung, kampung yang sudah tidak bisa di sebut kampung karena kanan kiri dan depan belakang sudah banyak rumah rumah besar yg notabene sudah tidak menggambarkan keunikan dan kearifan dari suatu kampung akan tetapi sudah bisa di sebut kota, kota tempat banyak orang berfikir pragmatis dan berfikir individualis, boleh lah kampung mempunyai bangunan besar dan mewah serta garasi mobil di beranda, hanya sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan asal jiwa penghuni di dalam nya masih menerapkan prinsip  guyup rukun ,prinsip sederhana yg sudah di jalan kan leluhur masyarakat jawa yg terbukti sudah sangat efektiv menjadi lambang keadilan dan kemakmuran warga masyarakat pedesaan

Raka pergi merantau 3 tahun lalu, dan sekarang di tugaskan di daerah teluk timbau, yg terletak di kalimantan tengah setelah sebelum nya cukup lama di tugaskan di daerah paring laung daerah yg masih juga terletak di kalimantan tengah, tetapi bila di ukur jarak antara teluk timbau dan paring laung adalah 121 km atau bila menempuh perjalan mengunakan speedboat berkisar antara 7 jam, itupun harus oper di kota yang bernama buntok

Disini, di teluk timbau, memang raka hanya sebagai staff junior, staff yang mengurusi kegiatan operasional pelabuhan, pelabuhan yg masih bagian dari astra internasional dan jardine sebagai pemilik nya, siang malam 24 jam sehari dalam satu minggu, pelabuhan bongkar muat batubara yg tidak pernah berhenti beraktivitas,kecuali jika air surut di bulan kemarau seperti saat ini antara bulan agustus dan september, kapal kapal tongkang yg di tarik oleh kapal tugboat tidak bisa berlayar karena terdampar di pinggir sungai barito dan praktis mereka tidak bisa mengisi kapal tongkang mereka dengan batubara  dan terpaksa harus menunggu hujan tiba, sembari berharap agar sungai kembali pasang dan kapal mereka dapat berlayar lagi

Banyak orang orang seperti raka di sini, masih muda enerjik dan dalam puncak semangat semangat nya untuk bekarya, mencari penghasilan agar bisa dikirim ke kampung sekedar membantu perekonomian keluarga, tapi satu kegelisahan yg bergelayut di hati Raka, lebaran tahun ini si Raka tidak bisa pulang, tidak bisa menikmati berkumpul dengan saudara dan sanak familinya di kampung di sukoharjo sana, duh gusti, si raka hanya berharap keluarga nya sehat sehat saja di rumah dan tidak mendapat halangan dan cobaan yg berarti

Lalu si raka coba tersadar dan menyuruh pergi pikiran pikiran tersebut dari kepala nya yag terbungkus peci hitam, sudah waktunya maghrib waktunya berbuka, berbuka dengan kue ala kadar nya di surau bersama banyak orang yg tentunya bernasip sama , tidak bisa menghabiskan lebaran dan merasakan idul fitri di rumah, mungkin harus cepat cepat menghilangkan istilah mudik dari kamus mereka agar tidak merasakan hal yg di sebut kecewa, si raka mengambil teh kotak di ujung meja di dalam surau dan mendengarkan mas dzulfikar, seorang pengantin baru yg harus rela meninggalkan istri nya di salatiga untuk kembali bertugas di teluk timbau, pegawai staff junor sekaligus takmir dari surau al manar ini, sambil menepuk bahu si Raka dan berkata “ tidak usah terlalu di fikirkan, lebaran di manapun sama asalkan fitri” dan si Raka mengangguk tanda faham dan tersadar bahwa dia beruntung bisa berlebaran dengan teman teman nya disini, keluarga baru yg saling mengisi dan berbagi dalam kebaikan bahkan di tempat yg terpencil ini ,di tengah hutan desa teluk timbau kecamatan kapuas hilir barito selatan ...

Rizky ardian pratama..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar